Bandungan Musik

ATAP CLASS, SEPOTONG BUAH BATU

admin BBT - Monday, 04 August 2025 | 12:05 PM

Background
ATAP CLASS, SEPOTONG BUAH BATU

Atap Class, awal Desember 2024. Hiruk pikuk semakin terasa menjelang perhelatan Gemar Fest. Ini adalah festival perayaan penciptaan karya-karya di Atap Class sepanjang tahun 2024.


Walau semua karya dihadirkan, Gemar Fest sendiri fokus kepada karinding. Gemar Fest adalah singkatan dari Gema Karinding Festival,” ujar Nadya Putri Faza, Manajer Program Atap Class. Tak hanya itu, Gemar Fest juga memberikan penghargaan khusus kepada film.


Sepanjang 2024, ada 7 film dokumenter bertema Bandung Bawahtanah, Francis of the Ripple (Studio Wanieun), Design To Kill (Studio Wanieun), Aktual of Aktuil (Studio Viska), Timeless Diary of Beside (Amorfati Studio), Off The Records (Studio Bolang), TUTAB Documentary (Seis Hombres Studio), dan Road Life Rockers (Daxxa Studio); serta 5 serial vlogging Bandung Music Journey (“North Pride”, “South Pride”, “West Pride”, “East Pride”, dan “Central Pride”) yang dibuat oleh Lowsky Studio, Hang Out Studio, dan Minor TV. Film-film ini melengkapi dua film yang telah dibuat sebelumnya, GMR On The Air (Studio Mengudara, April 2023) dan Sisir Guruh (Studi Dadakan, Desember 2022). Semua film ini dibuat untuk mendukung penulisan buku Bandung Bawahtanah.


Sepanjang 2024 juga dibuat 5 film animasi bertema karinding, Kidung Karinding (Dreammotion Studio), Rona Jiwa (The Lamp Studio), Melodi Liburan Risma (Atwons Studio), Koes & Karinding Ajaib (Artistic Aviators), dan Rise! Assemble (Kring! Studio); 3 film vlogging serial Akar Karinding (“Abah Olot”, “Mang Dedi”, dan “Apih Sadaawi”) yang digarap oleh Adivita Studio dan Minor TV; satu film feature berjudul Misoka, Milari Sora Karinding yang digarap oleh Nocturnal Project; serta 2 film dokumenter, Dangiang Karinding, The Movie (Gelora Studio) dan Melodi Kasunda (UK Production). Film-film ini juga melengkapi dua film yang telah dibuat sebelumnya, The Journey of Karinding (Bubbles Studio, Desember 2023), dan River Revival (Kreanimasi Studio, Desember 2023).


Gambar 1 Beberapa poster film yang diprosuksi Atap Class


Film memang menjadi kekuatan utama Atap Class sejak 2021. Setiap tahun dirilis 10 sampai 15 film animasi, vlogging, dan film dokumenter. Pembuatan film-film ini berangkat dari keprihatinan atas minimnya narasi-narasi sejarah dan budaya Indonesia, terutama di ranah musik independen dan karinding. Atap Class dalam hal ini mendukung kampanye Minor Books dan Ujungberung Rebels tahun 2006 di pergerakan pengarispan dan pendokumentasian musik, literasi independen, dan dalam beberapa hal juga mendorong dampak kebijakan publik. Film-film bertema karinding misalnya, dibuat dengan cita-cita mendorong karinding menjadi alat musik pendidikan nasional, muatan lokal Jawa Barat. 


Gambar 2 Proklamasi kampanye pengarispan dan pendokumentasian musik, pergerakan literasi independen, dan dalam beberapa juga mendorong dampak kebijakan publik


Di ranah karinding, eksperimen tak hanya berada di ranah film, namun juga di pergelaran musik, band, dan produksi rekaman. Melibatkan 120 musisi, tanggal 23 Juli 2024, Atap Class menggelar “Konser Orkestra Dangiang Karinding”, yang menampilkan kolaborasi band Dangiang Karinding dengan Parahyangan Orchestra. Konser ini memainkan 14 lagu, terbagi ke dalam segmen lagu kaulinan murangkalih, pupuh, artefak musikal dekade sebelumnya, serta musik yang dibuat sebagai bahan ajar karinding. Konser ini dihadiri sekitar 900 audiens di Auditorum Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG) Universitas Parahyangan.


Gambar 3 Konser Orkestra Dangiang Karinding


Sebetulnya yang ingin kami presentasikan adalah teknik permainan karinding bernada diatonis, sekaligus juga bentuk seni pertunjukan karinding yang baru. Sesuai dengan amanat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, karinding kan dari kategori seni pertunjukan, jadi butuh pembaruan terus di ranah ini. Kami kira konser kolaborasi karinding dengan orkestra belum pernah dibuat. Ini pertama dalam sejarah,“ ujar Fauzie, Direktur Parahyangan Orchestra.


Di momen Konser Orkestra Dangiang Karinding ini juga kita rilis album Aub Karinding. Album ini berisi 12 lagu yang digarap oleh 3 band, SirSabe, Rea Rinding, dan Godin. Mereka adalah para mahasiswa prodi musik UPI yang magang di Atap Class,” lanjut Nadya. Musiknya segar. Pop, jazz, folk, gaya-gaya anak muda masa kini.


Selanjutnya, hadir lebih banyak band lagi di Atap Class. Ada Deadahool, Kaku, Merona, Chillast, dan Startion,” lanjut Nadya.


Deadahool dan Kaku adalah proyek musikal siswa desain komunikasi visual di Atap Class. Deadahool merupakan siswa DKV SMKN 2 Bandung, sementara Kaku dari SMKN 15 Bandung. Deadahool memainkan karinding heavy metal, sementara Kaku memainkan karinding dengan musik pop, jazz, dan folk. Deadahool merilis album perdana mereka Fist From The East, November 2024, diikuti Kaku yang merilis album perdana mereka Siklus, satu bulan kemudian. Titik berat “desain” yang ditekankan Atap Class kepada Deadahool dan Kaku adalah design of thinking bagaimana band-band ini mampu menghidupkan karya mereka melalui perekaman sendiri, perilisan, hingga pengelolaan karya-karyanya, atau sebenarnya mendesain ekosistem musik yang menjamin berkelanjutan karya mereka. Sementara itu, band-band Merona, Chillast, dan Startion hadir dari production house film animasi. Untuk menampilkan musik yang mereka buat sebagai soundtrack film, mereka membentuk band. Semua musik yang dihasilkan mengeksplorasi karinding dalam aransemennya.


Gambar 4 Kolase band-band karinding yang hadir di Atap Class


Atap Class juga menginisiasi produksi game Madera : The Rise of Echoes yang dibuat oleh Hommies Studio, sebuah game yang menghadirkan filofosi karinding, tanah air, alam, dan manusia yang berdinamika di dalamnya. Madera mengisahkan tokoh utama Mahyang dengan karindingnya yang harus merebut kembali ibu dan ibu pertiwinya. Di ranah lain, Atap Class mengoptimalkan website www.pangaubankarinding.com yang digarap oleh Adivita Studio. Website ini merupakan ruang yang menginformasikan dinamika perkarindingan sekaligus upaya pelengkapan ekosistem musik karinding. 


Gambar 5 Madera : The Rise of Echoes


Magang di sini memang berbeda. Anak-anak ditantang untuk menciptakan produk dan rumah produksinya. Produk ini juga akan menjadi milik mereka. Atap Class hanya presenting saja, memastikan karya-karya yang mereka hasilkan sampai dan mampu membangun jejaring dengan orang-orang yang memiliki hasrat yang sama dengan mereka,” terang Nadya.


***

Hasrat-hasrat itulah yang dihadirkan di Gemar Fest 2024. Musik, film, tarian, teknologi saling dirayakan dan merayakan. Yang terlibat rata-rata anak-anak muda usia 18 hingga 21 tahun. Gemar Fest sejak Oktober 2024 dan di bulan Desember, festival digelar selama tiga hari dengan acara puncak penganugerahan penghargaan kepada para insan film muda Atap Class.


Anak-anak hadir berdandan sebaik mungkin. Semua anak tampil, filmnya, desainnya, lukisannya, musiknya, merchandisingnya,” ujar Nadya.


Gambar 6 Gemar Festival 2024


Mereka berasal dari SMKN 10 Bandung, SMKN 14 Bandung, SMKN 15 Bandung, SMKN 4 Bandung, SMK Bina Warga, SMK Al Aitaam, SMKN 2 Garut, SMKN 4 Garut, sementara para mahasiswa berasal dari Universitas Padjadjaran, Universitas Parahyangan, Universitas Pasundan, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Nasional, Telkom University, Universitas Islam Nusantara, Universitas Islam Bandung, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia, Universitas Digital Technology, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, NHI Bandung, dan Poltekpar Makassar. Keahlian mereka beragam, dari musik, karawitan, sastra, ilmu budaya, ilmu komunikasi, ilmu politik, film dan televisi, animasi, desain, multimedia, jurnalistik, teknologi informatika, manajemen, serta event dan konvensi.


Kampus-kampus universitas dan sekolah ini mayoritas berada di kawasan Buahbatu, Bandung, berserak di Kecamatan Buahbatu dan Kecamatan Lengkong. Yang lumayan jauh mungkin kampus-kampus di sekitar Jalan Setia Budi dan Jalan Ledeng, selain tentu saja yang berasal dari luar kota seperti Garut dan Jatinangor; luar pulau seperti Makassar; dan ada dua anak magang yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.


***


Atap Class sendiri berada di jalan Reog 57, Turangga, Buahbatu, Bandung. Jalan Reog berada di kawasan yang jalan-jalannya dinamai oleh nama-nama musik Sunda. Ada Jalan Asmarandana, Gamelan, Karinding, Salendro. Kawasan ini sudah ada awal tahun 1980an dan memiliki peran penting dalam dinamika musik Sunda. Bagi banyak orang, kawasan ini sering dianggap “sakral.” Gedung Atap Class sendiri dulunya merupakan rumah Dana Setia, seorang tokoh musik, pendidikan, dan kebudayaan, sekaligus juga orang tua Budi “Dalton” Setiawan yang dikenal sebagai salah satu pendiri klub motor Biker’s Brotherhood. Dulu, tahun 1960an, di kawasan Jalan Reog banyak berdiri radio-radio gelap yang menjadi cikal bakal perradioan di Indonesia. Spirit lainnya dari Jalan Reog adalah kisah epik keberadaan komunitas legendaris, Buah Batu Corps (BBC).


Gambar 7 Peta Kawasan Jalan Reog


Di era 1990an, kawasan Buah Batu menjadi salah satu kawasan yang berperan besar dalam perkembangan musik bawahtanah. Keberadaan SMAN 8 Bandung, SMAN 21 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan ruang-ruang komunitas yang dibangun oleh kawanan ini menjadi kanal inkubasi sekaligus ruang bermain band-band bawahtanah. Di buku On Frequency, Musik Elektronik Bandung Bawahtanah 1990 – 2020 dikisahkan bahwa di kawasan Martanegara, rumah Makki Sel, sering berkumpul kawanan dari band Sel dan Koil untuk mengulik musik bersama perangkat musik elektronik. Satu dekade selanjutnya, hadir ruang-ruang seperti Studio Glory, studio show dan Komunitas Satu Atap; Distro Disconnect yang menjadi magma emo core dan pop punk di Indonesia, kawasan Gumuruh yang menjadi pusat pergerakan Burgerkill pada masa Eben, café Musmob dan pergerakan musik etnik, serta masih banyak lagi. Masa kini, kawasan ini juga ditandai dengan keberadaan Grimloc Records di Buahbatu, Komunitas Papa Cerewet dan Para Records, dan di ranah film muncul Gerombolan Struzzo yang terkenal.


Gambar 8 Distro Disconnect, Alone At Last, Rocket Rockers


Gambar 9 Komunitas Satu Atap


***

Dan pemenang penghargaan Leader Berkelas Gemar Festt Atap Class 2024, adalah…

Nama kemudian bergaung di ruangan disambut gempita sorak dan sorai. Namun nama sudah tak penting, karena siapa pun itu, semua berbahagia. Para pemenang naik panggung dan mendedikasikan kemenangannya untuk para kandidat dengan kesadaran penuh bahwa semua penciptaan karya adalah istimewa. Hampir mustahil untuk dibenangmerahi dan ketika itu dilakukan, semua menyadari bahwa semua menjalani prosesnya masing-masing, yang tidak bisa disebut sebagai kondisi ideal.


22:30, lantai 4 PT Atap Promotions, ruang Atap Class, lampu-lampu mulai dimatikan. Langkah-langkah para pejuang menuruni tangga untuk pulang. Para kucing perlahan dibuai diharibaannya.


Esok pertempuran masih panjang.

 

Kimung, 30 Maret 2025 

Next News

Popular Article